Indonesia masih memerlukan dukungan sekitar lima juta wirausahawan untuk menjadi negara maju dan mandiri.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan angka itu merupakan 2% dari total populasi Indonesia yang saat ini hanya memiliki wirausahawan sekitar 1,56% dari total jumlah penduduk.
Di depan peserta “stadium general” Fakultas Ekonomi UNY bertajuk “Ekonomi Kerakyatan Dalam Payung MP3EI” Hatta menuturkan kewirausahaan merupakan sarana penting yang paling efektif untuk menciptakan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan. “Karena itu, kewirausahaan merupakan salah satu faktor penting untuk mewujudkan kemakmuran bersama yang kita cita-citakan,” ujarnya di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu. (18/5) Dia mengatakan Gerakan Kewirausahaan Nasional yang dicanangkan pada 2 Februari 2011 merupakan wujud keseriusan pemerintah, akademisi, lembaga swasta, dan masyarakat untuk bersinergi.
“Sinergitas itu penting untuk meningkatkan daya saing sehingga kita dapat menikmati manfaat yang sebesar-besarnya dari semakin menyatunya perekonomian dunia,” ujarnya
Selain itu, lanjutnya, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga perlu dikembangkan. UMKM berperan sebagai embrio wirausaha dan merupakan fondasi dan “prime movers” pertumbuhan ekonomi nasional.
“Pada 2011, UMKM memberikan kontribusi untuk produk domestik bruto (PDB) sebesar 57,12 persen dengan total nilai Rp3.840 triliun, penyerapan tenaga kerja mencapai 102,43 juta orang,” kata Hatta.
Namun demikian, menurutnya, Indonesia tidak boleh melupakan pengembangan sumber daya manusia yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi yagng akan meningkatkan kemampuan berinovasi.
“Hal itu sangat vital untuk menciptakan daya saing, yang akan mendukung kebangkitan peradaban Indonesia,” tuturnya.