Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Thursday, November 7, 2013

Faktor Penunjang Keberhasilan Bisnis Online Anda


Pertanyaan diatas sangat wajar ditanyakan dalam dunia bisnis online baik di Indonesia maupun di dunia. Hal ini bukanlah sebagai alat untuk membanding-bandingkan kesuksesan orang yang satu dengan yang lainnya, melainkan sebagai alat untuk pengukur seberapa besar usaha kita. Mengapa usaha? Karena bisnis online tidak ditentukan dari faktor dana, faktor keturunan ataupun faktor lainnya yang dapat memengaruhi keberhasilan dalam dunia bisnis nyata / bukan bisnis online. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis online adalah seberapa besar usaha kita. Usaha disini meliputi kesabaran, fokus dan rajin.


Untuk memulai sebuah bisnis diperlukan perencanaan yang matang, team yang solid, manajemen yang kuat dan dana yang cukup. Namun, dalam bisnis online yang dibutuhkan hanyalah satu dari beberapa hal di atas yaitu perencanaan yang matang. Memang sampai saat ini, banyak pelaku bisnis online yang secara “Tidak Sengaja” terjun ke dalam dunia bisnis online, demi kesuksesan dan kelanggengan ada baiknya jika kita membuat perencanaan yang matang sebelum ulai berbisnis.

Perencanaan seperti apa yang kita butuhkan?


1. Rencanakan Jenis Bisnis Online yang akan anda jalani

Ada banyak jenis bisnis online di dunia ini, seperti affiliate, paid per click, online forex, jual beli barang online, dan masih banyak lagi. Ada baiknya anda membulatkan tekad untuk fokus ke satu jenis bisnis ini.


2. Tentukan Produk / Niche

Jika anda sudah menentukan bisnis online apa yang anda pilih, selanjutnya tentukan produk / niche, sebaiknya fokus ke satu produk / niche saja, untuk menjaga agar anda tetap fokus.



3. Tentukan Target Penjualan

Ada baiknya anda menentukan target penjualan anda terlebih dahulu, apakah dalam negeri atau luar negeri.


4. Memilih Nama Domain yang Tepat

Nama domain biasanya dapat mendeskripsikan seberapa idealis kita. Jika kita memilih nama domain seperti nama sebuah toko yang anda inginkan berarti anda lebih idealis (ex:www. bambosi-ipod .com) dibanding dengan memilih nama domain sesuatu dengan produk yang akan anda jual (ex:www. cheap-ipod .com)



5. Memilih Hosting yang Tepat

Sebaiknya anda agak berhati-hati dalam memilih hosting, karena akan mempengaruhi keberhasilan anda. Carilah hosting yang memiliki kredibilitas tinggi dengan prosentasi downtime yang sangat minim. Dan sebagai saran saja, untuk target Luar Negeri pilihlah hosting Luar.



6. Membuat Halaman Web, Baik dengan HTML biasa ataupun dengan CMS

Untuk poin 6 saya sarankan anda memakai CMS Wordpress karena lebih SEO-Friendly dan dapat menunjang keberhasilan web anda.


7. Bacalah E-Book gratis sebanyak-banyaknya

Ada ribuan E-Book yang dapat anda download secara gratis. E-Book tersebut sangat bermanfaat karena menjelaskan kepada anda tentang SEO, Promosi Online Gratis, Jasa Iklan Online, dll..



8. Implementasikan semua ilmu yang anda dapat dari E-Book gratis

Setelah membaca berbagai E-Book tentunya anda harus mengimplementasikannya, di poin nomor 8 inilah kesabaran anda akan dituntut, karena menurut survey orang akan bosan dan malas setelah tidak mendapatkan hasil di bulan pertama, namun sebagian besar akan mendapatkan hasil setelah bulan ke 3 (baik kecil ataupun besar)



9. Cobalah sesuatu yang berlabel - Premium -

Setelah 8 poin di atas anda lakukan dengan benar dan mendapatkan hasil, cobalah untuk menggunakan jasa berbayar, baik iklan berbayar ataupun membeli E-Book.



Sebuah kata bijak “Setidak-tidaknya kita akan mendapatkan setengah dari apa yang kita inginkan dan usahakan”. Jadi, kita tidak akan tidak mendapatkan apa-apa jika kita telah berusaha.

Kesenjangan Gaji antara Bos dan Karyawan Makin Lebar



Organisasi Buruh Internasional atau International Labour Organization (ILO) menyatakan, kesenjangan pendapatan antara petinggi perusahaan dan para karyawan di berbagai negara semakin menganga lebar. Selain itu, berbagai perusahaan saat ini cenderung "malas" berinvestasi, dan justru menumpuk dana tunai di rekening perusahaan.
Lembaga tersebut menyatakan, pulihnya kondisi perekonomian dari badai krisis yang terjadi sejak 2008 juga berdampak positif terhadap jumlah karyawan yang bekerja di sektor formal sehingga pengangguran berkurang.
Kendati berbagai perusahaan sudah kembali mendapatkan keuntungan, ada kecenderungan banyak perusahaan mengubah kebijakan bisnisnya. Akibatnya, investasi merosot dan kesenjangan pendapatan antara petinggi perusahaan dan karyawan semakin melebar.
Berdasarkan catatan lembaga tersebut, antara 2010 dan 2011, ketimpangan pendapatan semakin terlihat jelas di 14 negara dari total sebanyak 26 negara maju. Negara yang dimaksud antara lain Perancis, Denmark, Spanyol, dan Amerika Serikat.
ILO mencatat, banyak di antara perusahaan-perusahaan tersebut yang menikmati keuntungan dan kenaikan aset sebagaimana yang mereka peroleh sebelum krisis. Akan tetapi, hal itu disebabkan oleh rajinnya perusahaan menumpuk dana tunai ketimbang menginvestasikan kembali dana tersebut.
"Keuntungan dan aset yang besar yang diperoleh perusahaan tidak lagi bersumber dari investasi yang dilakukan," ujar Raymond Torres, Kepala Lembaga Studi Buruh Internasional ILO, Senin (3/6/2013).
"Dalam kondisi perbaikan ekonomi seperti saat ini, kami menginginkan agar perbaikan difokuskan pada penyerapan tenaga kerja lebih banyak lagi dan investasi yang produktif, yang dikombinasikan dengan proteksi sosial untuk masyarakat miskin," ujar Kepala ILO Guy-Ryder.
Berdasarkan catatan lembaga ini, pertumbuhan investasi perusahaan di negara maju semakin mengecil, dari 21,6 persen pada 2007 menjadi hanya 18,5 persen. Pada saat yang sama, dana tunai yang dipegang oleh perusahaan di kelompok negara tersebut makin besar, dari 11,8 persen dari total aset pada 2008 menjadi 12,4 persen pada 2011.
Di tataran global, perusahaan-perusahaan yang melantai di bursa juga berlomba-lomba menumpuk dana tunai ketimbang menginvestasikan kembali. Total dana yang dikumpulkan kelompok perusahaan ini terus naik, dari 2,3 triliun dollar AS pada 2000, naik menjadi 5,2 triliun pada 2008, dan jumlah tersebut kembali naik menjadi 6,5 triliun dollar AS pada 2011.
Pada saat yang sama, gaji para eksekutif perusahaan juga semakin naik. Semisal di Jerman dan Hongkong, rata-rata kenaikan gaji para pucuk pimpinan perusahaan melonjak 25 persen dari 2007 ke 2011. Bahkan di Jerman, besaran gaji eksekutif 150 kali-190 kali lipat dari gaji para pekerjanya.

Teori Penetapan Harga Produk



Hal yang sulit bagi entrepreneur selain merancang produk adalah menentukan #harga. Harga berpengaruh besar terhadap citra produk dan kelangsungan produk tersebut.
Terlalu mahal dan terlalu murah, keduanya bisa berdampak buruk bagi produk tersebut

Harga harus ditetapkan sesuai dengan rencana jangka panjang yang ada. Sebaiknya harga suatu produk tidak berubah-ubah, karena dapat membingungkan konsumen.
Ada beberapa teknik penetapan harga suatu produk, berikut 5 diantaranya:
  1. Cost Plus mark-up, menambahkan modal/biaya dengan untung yg diharapkan.
  2. Competitive pricing, menetapkan harga berdasarkan harga jual kompetitor. 
  3. Price skimming, menetapkan harga awal jual tinggi. Biasanya pada produk yg unik dan tak ada penggantinya.
  4. Multiple unit pricing, memberikan potongan harga untuk pembelian dalam jumlah banyak. 
  5. Bundling, menjual beberapa barang dalam satu harga. Hal ini bisa dilakukan agar barang cepat terjual.
Bila digunakan dgn tepat, teknik" tsb dapat meningkatkan penjualan produk. Contohnya: Pakai teknik Price Skimming & Multiple Unit Pricing di awal kemudian Bundling pada sebagai promosi.
Bagi reseller dgn margin profit kecil, manfaatkan teknik Bundling / Multiple Unit Pricing tuk naikkan profit. Bagi penjual barang 2nd, teknik Bundling bisa digunakan agar barang cepat terjual.
Harga bukanlah segalanya, konsumen saat ini cerdas memilih produk berkualitas atau tidak. Penetapan harga yg benar tak menentukan produk kita laku terjual. Ada faktor lain yg berpengaruh, terutama tuk jualan online.
Di Bukalapak.com selain harga jumlah rekomendasi sangat menentukan laku tidaknya suatu barang.
Bila harga sudah jadi sesuatu yg tak dapat dirubah, fokus pada kualitas produk dan layanan.