
Organisasi Buruh Internasional atau International Labour Organization (ILO) menyatakan, kesenjangan pendapatan  antara petinggi perusahaan dan para karyawan di berbagai negara semakin  menganga lebar. Selain itu, berbagai perusahaan saat ini cenderung  "malas" berinvestasi, dan justru menumpuk dana tunai di rekening  perusahaan. 
Lembaga tersebut menyatakan, pulihnya kondisi perekonomian dari badai  krisis yang terjadi sejak 2008 juga berdampak positif terhadap jumlah  karyawan yang bekerja di sektor formal sehingga pengangguran berkurang.
Kendati berbagai perusahaan sudah kembali mendapatkan keuntungan, ada  kecenderungan banyak perusahaan mengubah kebijakan bisnisnya. Akibatnya,  investasi merosot dan kesenjangan pendapatan antara petinggi perusahaan  dan karyawan semakin melebar.
Berdasarkan catatan lembaga tersebut, antara 2010 dan 2011, ketimpangan  pendapatan semakin terlihat jelas di 14 negara dari total sebanyak 26  negara maju. Negara yang dimaksud antara lain Perancis, Denmark,  Spanyol, dan Amerika Serikat.
ILO mencatat, banyak di antara perusahaan-perusahaan tersebut yang  menikmati keuntungan dan kenaikan aset sebagaimana yang mereka peroleh  sebelum krisis. Akan tetapi, hal itu disebabkan oleh rajinnya perusahaan  menumpuk dana tunai ketimbang menginvestasikan kembali dana tersebut.
"Keuntungan dan aset yang besar yang diperoleh perusahaan tidak lagi  bersumber dari investasi yang dilakukan," ujar Raymond Torres, Kepala  Lembaga Studi Buruh Internasional ILO, Senin (3/6/2013).
"Dalam kondisi perbaikan ekonomi seperti saat ini, kami menginginkan  agar perbaikan difokuskan pada penyerapan tenaga kerja lebih banyak lagi  dan investasi yang produktif, yang dikombinasikan dengan proteksi  sosial untuk masyarakat miskin," ujar Kepala ILO Guy-Ryder.
Berdasarkan catatan lembaga ini, pertumbuhan investasi perusahaan di  negara maju semakin mengecil, dari 21,6 persen pada 2007 menjadi hanya  18,5 persen. Pada saat yang sama, dana tunai yang dipegang oleh  perusahaan di kelompok negara tersebut makin besar, dari 11,8 persen  dari total aset pada 2008 menjadi 12,4 persen pada 2011.
Di tataran global, perusahaan-perusahaan yang melantai di bursa juga  berlomba-lomba menumpuk dana tunai ketimbang menginvestasikan kembali.  Total dana yang dikumpulkan kelompok perusahaan ini terus naik, dari 2,3  triliun dollar AS pada 2000, naik menjadi 5,2 triliun pada 2008, dan  jumlah tersebut kembali naik menjadi 6,5 triliun dollar AS pada 2011.
Pada saat yang sama, gaji para eksekutif perusahaan juga semakin naik.  Semisal di Jerman dan Hongkong, rata-rata kenaikan gaji para pucuk  pimpinan perusahaan melonjak 25 persen dari 2007 ke 2011. Bahkan di  Jerman, besaran gaji eksekutif 150 kali-190 kali lipat dari gaji para  pekerjanya.





